Friday, August 16, 2013

Kisaran on The Spot

Lebih tepat disebut Kisaran City atau Kisaran Town? Mungkin dari segala aspek baik dari ukuran, fasilitas publik, maupun populasi, kota ini masih lebih pantas disebut Town ya.
Baiklah, ini dia sudut-sudut kota kisaran yang cukup menarik kalau tidak bisa dikategorikan sebagai menarik.

Dibelah oleh jalan lintas sumatera (Jalinsum) bagian timur yang menghubungkan Aceh sampai dengan Lampung, membuat kisaran pasti dikenal oleh sebagian besar sopir bus dan truk. Hehe.
Gapura Kota Kisaran

ini nih, Gapura kota Kisaran, dahulunya ada lempengan besi tuh di atasnya. kok udah hilang ya? hmm... padahal, kalo ga salah, biaya pembangunan gapura ini cukup besar loh. hasilnya? weeh..

Gedung 'Istana' Kantor Bupati Kabupten Asahan
Gedung kantor Bupati udah ngalah-ngalain istana presiden megahnya. Wah, moga aja bapak-bapak yang kerja di sana itu betah ya? Hehe apalagi di sebelah rumah dinas pak bupati, kan enak tinggal nyebrang hihi
Tugu Adipura

Nah ini dia Tugu Adipura, udah berapa kali ya dapet adipura? hmm


Jalan tol dalam kota (bebas macet) hehe Jln HOS Cokroaminoto. Jalur utama dalam kota Kisaran.

Kisaran mempunyai tempat olah raga elit, yaitu Golf. Hehe. Walaupun Lapangan Golf ini milik salah satu perusahaan besar di Kisaran, tapi cukup keren juga bila dibandingkan dengan kota-kota tentangga yang tidak memilikinya.

Perusahaan itu bernama Bakrie Sumatera Plantation. Dari namanya saja pasti sudah tau kan milik siapa? Dulunya, perusahaan ini dijalankan oleh orang – orang Belanda pada zaman kolonial yang bernama perusahaan ‘Uni Royal’. Ya di Kisaran ini pusatnya. Komoditas yang dikembangkannya adalah karet. Mulai dari perkebunannya yang sangat luas, jalur transportasi menggunakan kereta kecil yang bernama kereta api ‘muntik’, hingga pabrik pegolahannya. Tapi sayangnya, saat ini produksi utama bukan lagi komoditi karet, namun di ganti menjadi kelapa sawit. Ya wajar saja, harganya memang menggiurkan dan pasti menimbulkan keuntungan yang lebih besar. Lokasi perusahaan, pabrik, dan perkebunan yang terintegrasi ini juga memberikan kelas masyarakat baru kala itu. Para pimpinan perusahaan dan petinggi lainnya tinggal di perumahan mewah (bayangkan rumah-rumah besar ala belanda) dalam satu komplek. Sedangkan para pegawainya ditempatkan di perumahan sekitar pabrik. Berbeda lagi pada kelas buruh di perkebunan yang bertugas memelihara hingga menyadap karetnya, ditempatkan di sekitarnya. Aku membayangkan kota ini merupakan salah satu kota yang cukup maju di zaman itu.

Tugu Perjuangan
Tugu perjuangan. Aku belum berhasil mendapatkan literatur dan informasi sejarah tentang ini. Sayang sekali.
Jalan Imam Bonjol

Times Square-nya kota kisaran, hehe jalan Imam Bonjol-Simpang Panglima Polem, dengan segala macam pertokoan dan tempat transaksi uang terbesar di Kisaran.

Pajak Kisaran (read: Pasar). Entah dari mana asalnya kata Pasar (yang orang Indonesia sepakat menjadikannya sebagai nama lokasi perdagangan tradisional) menjadi Pajak (khusus sumatera utara). Sedangkan kata “pasar” artinya adalah Jalan yang telah di Aspal (dalam pengertian orang Sumatera Utara). Hal itu sih bukan keunikan dari kota ini. Hal itu umum di Sumatera Utara. Mungkin unik bagi Indonesia. Hehe. 

Tapi, yang aku salut dari pajak Kisaran ini adalah bagian penjualan daging ayam dan sapi. Kenapa? Coba lihat saja, di tempat lokasi penjualan daging ayam juga sekaligus tempat penjagalannya. Tidak tanggung tanggung di situ juga bulunya di bersihkan. Jadi? Terjamin bukan kehalalan dan kesegarannya?
Begitu pula halnya dengan daging sapi walaupun tidak di jagal di lokasi, namun setelah di jagal di rumah penjagalan, sapi kemudian dibawa ke outlet daging sapi di Pajak ini untuk di kuliti, dibersihkan, dan dipotong-potong di tempat. Masih segar bukan? Hayooo silahkan diterapkan di daerah kalian. Hehe.

Pendopo dan Lapangan Parasamya
Pendopo dan Lapangan Parasamya, sebagai alun – alun kota. Biasanya disini dilaksanakan upacara 17 Agustus dan acara – acara formal lainnya. Dahulunya di seberang jalan pendopo ini adalah taman makam pahlawan, namun karena dipandang terlalu sempit, akhirnya makam-makam para pahlawan ini dipindahkan di Jalan Lingkar Luar Kisaran yang juga merupakan jalan Lintas Sumatera Utara.

Jembatan = Titi (bahasa Sumatera utara, hehe)
Kota kisaran ini dilintasi satu sungai besar, yaitu sungai silau. Ada 2 jembatan yang dibuat untuk mengakomodasi akses kota ini.

Universitas Asahan (UNA)
Kota ini juga memiliki Universitas sendiri loh, jangan salah. Kita patut bangga juga, mana ada kota – kota tentangga yang punya kompleks universitas semacam ini. Universitas Asahan (UNA) namanya. Memang belum termasuk salah satu universitas negeri, tetapi sedang menuju perizinan ke arah sana. Semoga saja terus terjadi inovasi-inovasi dan perbaikan, harus bisa sejajar dengan perguruan tinggi negeri lain di Indonesia.

Tugu Pancasila di Komplek Universitas Asahan
Di kompleks Universitas ini juga terdapat Monumen Pancasila. Ini dia. Lagi-lagi aku tidak berhasil menemukan literatur maupun cerita-cerita dibalik Monumen ini. Barangkali orang hanya melihatnya sebagai hiasan jalan saja.
Gedung walet
Gedung-Gedung pencakar langit kota ini ada juga lho.. mau tau? walau hanya memiliki 3-6 lantai tetapi ajaib, penghuninya burung walet. haha. Dahulu sih sekitar tahun 90an - 2005 sepertinya burung waletnya masih banyak, tapi sekarang tinggal suara bising rekaman kicauan walet yang diputar dari dalam gedung untuk menarik walet-walet membuat sarang di dalam sana. Kasian.

masih banyak lagi sepertinya, mungkin sih di masukin ke Blog ini satu per satu. tapi masih blum terlalu mood. nantilah ya. hehe


8 comments:

  1. hehe. udah di baca semua kan ka? ntar kalo ada info tambahan mau di udate lg postingan ini. masih blom puas. atau di bikin postingan lain.

    ReplyDelete
  2. Pertama namanya bukan Uniroyal dek, jaman belanda namanya HPM ( Hollandisch plant maschapie ), kemudian di nasionalisasi jadi K18 ( Karet 18) sesudah ITU dibeli investor Amerika menjadi Uniroyal. Terakhir dibeli Bakrie Group menjadi BSP ( Bakrie Sumatra Plantation )

    ReplyDelete
  3. Ini sejarahnya :
    Sejarah Kebun BSP
    Semua bermula pada tahun 1911, ketika NV Hollands Americaansche Plantage Maatschappij (NV HAPM) didirikan di sebuah daerah bernama Kisaran.
    Zaman berganti, NV HAPM pun mengalami beberapa kali pergantian nama dan pemilik.
    Dulu pernah bernama Noyen Konri Kyoku atau NV HAPM saat Indonesia dijajah oleh Jepang.
    Lalu setelah perusahaan diambil alih oleh Pemerintah RI maka beralih nama menjadi Perusahaan Perkebunan NRI Cabang IV.
    Kemudian diakuisisi oleh Uniroyal, nama perusahaan berubah menjadi United States Rubber Sumatera Plantations (USRSP).
    Pada tahun 1967, nama USRSP diganti menjadi Uniroyal Sumatera Plantations (UNSP)
    Pada tahun 1986 diakuisisi oleh Grup Bakrie dan diganti namanya menjadi BSP di tahun 1993.

    ReplyDelete
  4. Kisaran tempat naga berkisar dahulu Kota Kerang sekarang Kota Walet :)

    ReplyDelete
  5. sngt membasanntu&menambah wawa

    ReplyDelete
  6. Aha tempat aku menghabiskan liburan di masa kecil. Tugu Perjuangan itu di persimpangan jalan Imam Bonjol kah ? Rumah nenek di simpang jalan tersebut, paritnya dalam sekali, kalo hujan harimau saja bisa hanyut dibuatnya. Waktu kecil selain menganggap lapangan golf bunut adalah tempat terindah dunia, ada lagi satu tempat yang sering disebut warga sana Hapm (baca hapem), karena tidak pernah diajak ke sana, sampe sekarang seperti sebuah taman misterius bagiku. Dan tak terlupakan burung walet di kabel listrik seantero kota.

    ReplyDelete