Lebih tepat disebut Kisaran City atau Kisaran Town? Mungkin
dari segala aspek baik dari ukuran, fasilitas publik, maupun populasi, kota ini masih lebih pantas disebut Town ya.
Baiklah, ini dia sudut-sudut kota kisaran yang cukup menarik
kalau tidak bisa dikategorikan sebagai menarik.
Dibelah oleh jalan lintas sumatera (Jalinsum) bagian timur
yang menghubungkan Aceh sampai dengan Lampung, membuat kisaran pasti dikenal oleh
sebagian besar sopir bus dan truk. Hehe.
Gapura Kota Kisaran |
ini nih, Gapura kota Kisaran, dahulunya ada lempengan besi tuh di atasnya. kok udah hilang ya? hmm... padahal, kalo ga salah, biaya pembangunan gapura ini cukup besar loh. hasilnya? weeh..
Gedung 'Istana' Kantor Bupati Kabupten Asahan |
Gedung kantor Bupati udah ngalah-ngalain istana presiden megahnya.
Wah, moga aja bapak-bapak yang kerja di sana itu betah ya? Hehe apalagi di
sebelah rumah dinas pak bupati, kan enak tinggal nyebrang hihi
Tugu Adipura |
Nah ini dia Tugu Adipura, udah berapa kali ya dapet adipura?
hmm
Jalan tol dalam kota (bebas macet) hehe Jln HOS
Cokroaminoto. Jalur utama dalam kota Kisaran.
Kisaran mempunyai tempat olah raga elit, yaitu Golf. Hehe.
Walaupun Lapangan Golf ini milik salah satu perusahaan besar di Kisaran, tapi
cukup keren juga bila dibandingkan dengan kota-kota tentangga yang tidak
memilikinya.
Perusahaan itu bernama Bakrie Sumatera Plantation. Dari
namanya saja pasti sudah tau kan milik siapa? Dulunya, perusahaan ini
dijalankan oleh orang – orang Belanda pada zaman kolonial yang bernama
perusahaan ‘Uni Royal’. Ya di Kisaran ini pusatnya. Komoditas yang
dikembangkannya adalah karet. Mulai dari perkebunannya yang sangat luas, jalur
transportasi menggunakan kereta kecil yang bernama kereta api ‘muntik’, hingga
pabrik pegolahannya. Tapi sayangnya, saat ini produksi utama bukan lagi
komoditi karet, namun di ganti menjadi kelapa sawit. Ya wajar saja, harganya
memang menggiurkan dan pasti menimbulkan keuntungan yang lebih besar. Lokasi
perusahaan, pabrik, dan perkebunan yang terintegrasi ini juga memberikan kelas masyarakat
baru kala itu. Para pimpinan perusahaan dan petinggi lainnya tinggal di
perumahan mewah (bayangkan rumah-rumah besar ala belanda) dalam satu komplek.
Sedangkan para pegawainya ditempatkan di perumahan sekitar pabrik. Berbeda lagi
pada kelas buruh di perkebunan yang bertugas memelihara hingga menyadap
karetnya, ditempatkan di sekitarnya. Aku membayangkan kota ini merupakan salah
satu kota yang cukup maju di zaman itu.
Tugu Perjuangan |
Tugu perjuangan. Aku belum berhasil mendapatkan literatur dan informasi sejarah tentang ini. Sayang sekali.
Jalan Imam Bonjol |
Times Square-nya kota kisaran, hehe jalan Imam
Bonjol-Simpang Panglima Polem, dengan segala macam pertokoan dan tempat
transaksi uang terbesar di Kisaran.
Pajak Kisaran (read: Pasar). Entah dari mana asalnya kata
Pasar (yang orang Indonesia sepakat menjadikannya sebagai nama lokasi
perdagangan tradisional) menjadi Pajak (khusus sumatera utara). Sedangkan kata
“pasar” artinya adalah Jalan yang telah di Aspal (dalam pengertian orang
Sumatera Utara). Hal itu sih bukan keunikan dari kota ini. Hal itu umum di
Sumatera Utara. Mungkin unik bagi Indonesia. Hehe.
Tapi, yang aku salut dari pajak Kisaran ini adalah bagian
penjualan daging ayam dan sapi. Kenapa? Coba lihat saja, di tempat lokasi
penjualan daging ayam juga sekaligus tempat penjagalannya. Tidak tanggung
tanggung di situ juga bulunya di bersihkan. Jadi? Terjamin bukan kehalalan dan
kesegarannya?
Begitu pula halnya dengan daging sapi walaupun tidak di
jagal di lokasi, namun setelah di jagal di rumah penjagalan, sapi kemudian
dibawa ke outlet daging sapi di Pajak ini untuk di kuliti, dibersihkan, dan
dipotong-potong di tempat. Masih segar bukan? Hayooo silahkan diterapkan di
daerah kalian. Hehe.
Pendopo dan Lapangan Parasamya |
Pendopo dan Lapangan Parasamya, sebagai alun – alun kota.
Biasanya disini dilaksanakan upacara 17 Agustus dan acara – acara formal lainnya.
Dahulunya di seberang jalan pendopo ini adalah taman makam pahlawan, namun
karena dipandang terlalu sempit, akhirnya makam-makam para pahlawan ini
dipindahkan di Jalan Lingkar Luar Kisaran yang juga merupakan jalan Lintas
Sumatera Utara.
Jembatan = Titi (bahasa Sumatera utara, hehe) |
Kota kisaran ini dilintasi satu sungai besar, yaitu sungai
silau. Ada 2 jembatan yang dibuat untuk mengakomodasi akses kota ini.
Universitas Asahan (UNA) |
Kota ini juga memiliki Universitas sendiri loh, jangan
salah. Kita patut bangga juga, mana ada kota – kota tentangga yang punya
kompleks universitas semacam ini. Universitas Asahan (UNA) namanya. Memang
belum termasuk salah satu universitas negeri, tetapi sedang menuju perizinan ke
arah sana. Semoga saja terus terjadi inovasi-inovasi dan perbaikan, harus bisa
sejajar dengan perguruan tinggi negeri lain di Indonesia.
Tugu Pancasila di Komplek Universitas Asahan |
Di kompleks Universitas ini juga terdapat Monumen Pancasila.
Ini dia. Lagi-lagi aku tidak berhasil menemukan literatur maupun cerita-cerita
dibalik Monumen ini. Barangkali orang hanya melihatnya sebagai hiasan jalan
saja.
Gedung walet |
Gedung-Gedung pencakar langit kota ini ada juga lho.. mau tau? walau hanya memiliki 3-6 lantai tetapi ajaib, penghuninya burung walet. haha. Dahulu sih sekitar tahun 90an - 2005 sepertinya burung waletnya masih banyak, tapi sekarang tinggal suara bising rekaman kicauan walet yang diputar dari dalam gedung untuk menarik walet-walet membuat sarang di dalam sana. Kasian.
masih banyak lagi sepertinya, mungkin sih di masukin ke Blog ini satu per satu. tapi masih blum terlalu mood. nantilah ya. hehe
touch down dulu.
ReplyDeletebacanya nanti ya
hehe. udah di baca semua kan ka? ntar kalo ada info tambahan mau di udate lg postingan ini. masih blom puas. atau di bikin postingan lain.
ReplyDeletei like it kisaran city
ReplyDeletePertama namanya bukan Uniroyal dek, jaman belanda namanya HPM ( Hollandisch plant maschapie ), kemudian di nasionalisasi jadi K18 ( Karet 18) sesudah ITU dibeli investor Amerika menjadi Uniroyal. Terakhir dibeli Bakrie Group menjadi BSP ( Bakrie Sumatra Plantation )
ReplyDeleteIni sejarahnya :
ReplyDeleteSejarah Kebun BSP
Semua bermula pada tahun 1911, ketika NV Hollands Americaansche Plantage Maatschappij (NV HAPM) didirikan di sebuah daerah bernama Kisaran.
Zaman berganti, NV HAPM pun mengalami beberapa kali pergantian nama dan pemilik.
Dulu pernah bernama Noyen Konri Kyoku atau NV HAPM saat Indonesia dijajah oleh Jepang.
Lalu setelah perusahaan diambil alih oleh Pemerintah RI maka beralih nama menjadi Perusahaan Perkebunan NRI Cabang IV.
Kemudian diakuisisi oleh Uniroyal, nama perusahaan berubah menjadi United States Rubber Sumatera Plantations (USRSP).
Pada tahun 1967, nama USRSP diganti menjadi Uniroyal Sumatera Plantations (UNSP)
Pada tahun 1986 diakuisisi oleh Grup Bakrie dan diganti namanya menjadi BSP di tahun 1993.
Kisaran tempat naga berkisar dahulu Kota Kerang sekarang Kota Walet :)
ReplyDeletesngt membasanntu&menambah wawa
ReplyDeleteAha tempat aku menghabiskan liburan di masa kecil. Tugu Perjuangan itu di persimpangan jalan Imam Bonjol kah ? Rumah nenek di simpang jalan tersebut, paritnya dalam sekali, kalo hujan harimau saja bisa hanyut dibuatnya. Waktu kecil selain menganggap lapangan golf bunut adalah tempat terindah dunia, ada lagi satu tempat yang sering disebut warga sana Hapm (baca hapem), karena tidak pernah diajak ke sana, sampe sekarang seperti sebuah taman misterius bagiku. Dan tak terlupakan burung walet di kabel listrik seantero kota.
ReplyDelete