Sunday, April 20, 2014

The Whisper Below Night Sky

Late night below the starry sky
Below the moon light and scorpion constellation at ease.
In the crowd and conceited chit-chat from every people about them and the night.
I prepared my bag, set it as a pillow, so soft... and laying there. In the deep of my thoughts.

It feel so cold..raging to my bones.
The wind flattering my face. And the stars above there... just sparkled down, like they're always happy and pretend nothing really matter happned upon the earth.

But you know? There is a wishper that took me out from myself.

So, I closed my eyes. Trying to understand their language.
Not even a single second I missed.
I put my ear. Trying to listen their whisper.
Only to know... the disenchantment.

The earth still rotating.. the sun would came soon.
The dawn would be so beautiful. But I decided not to see it.
I need to see deep down in my heart. To look for what the whisper said.

So I went with the cold wind carrying me.
And the beautiful dawn, raising from my back.

-fp-

Saturday, April 5, 2014

My Precious Gift-Mother

Assalamualaikum wr. wb.

semoga umi selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

Umi berulangtahun hari ini. Bukan aku yang menelepon umi, malah umi yang menanyakan kabarku. Bagaimanalah aku ini?

Umur ku sekarang 20 tahun, mendekati 21. Sudah bisa memberikan kebanggaan apakah aku kepada umi?

Cita cita yang pasti dimiliki semua anak di dunia untuk membahagiakan orangtuanya, bisakah aku lakukan?

Terlepas dari hal itu semua, umi adalah anugrah terbesar yang diberikan Allah kepada ku. Lahir dari rahim umi, diasuh, dibesarkan, dijaga dengan sepenuh kasih dan jiwa umi memang takkan terbalaskan olehku seandainya pun aku diberi Allah umur 1000 tahun untuk melunasinya. Tapi umi pun tak mau mengharap balasan, selalu ikhlas dan sepenuh hati. Prinsip umi yang mengutamakan kami anak-anak umi ketimbang diri umi sendiri selalu membuat ku merinding. Totalitas kasih sayang yang umi berikan meresap bahkan sampai ke elektron terkecil dalam tubuh ku.



Suara nyanyian dodoi si dodoi waktu umi menidurkan aku di atas ayunan masih lekat sekali di ingatan, terasa deras terdengar di telinga. Pun suara dan langkah kaki mu yang selalu membangunkan aku di setiap pagi. Cerita – cerita perjuangan umi mengasuh ku sewaktu memori pun belum terbentuk di dalam otakku selalu ingin buat aku menangis.  Betapa nakalnya anakmu ini bahkan ketika di dalam rahim. Namun umi selalu tersenyum mencertakannya, serasa itu bukanlah sebuah kesulitan, bahkan suatu kebahagiaan. Tak berani sedikitpun aku melukai perasaan umi. Maafkan anakmu bila pernah membuatmu marah, membuatmu menangis, membuatmu kecewa.

Semoga umi sehat selalu, semakin kuat ibadahnya. Umi kan sudah tidak muda lagi, sudah sepatutnyalah aku yang menjaga umi. Tekadku sudah sebesar bola salju yang turun dari atas gunung, selalu membesar setiapharinya, untuk bahagiakan umi. Doa yang umi panjatkan buatku setiap helaan nafas umi, pastikan terbalas oleh doa yang lebih besar dari anak umi ini setiap detiknya.

Selamat ulang tahun umi. Maaf tak bisa hadir di sisi umi. Hanya tulisan yang bisa aku abadikan untuk umi. Namun tulisan pun tak lebih abadi ketimbang cinta yang selalu meluap dari dalam hati ku untuk umi seorang.

Salam dari kota hujan.


Salam takzim buat umi.