Lanjut ya?
Nah, pada hari ini juga, masih ada satu meseum lagi yang
ingin aku kunjungi. Masih seputar museum yang bertema perjuangan bangsa, kali
ini aku memacu motor ku menuju monumen dan museum PETA.
Destinasi ke-2: Museum dan Monumen Pembela Tanah Air (PETA).
Jalan Jendral Soedirman no.35
PETA atau pembela tanah air adalah pasukan yang dibentuk di
bawah imperum kekaisaran jepang. Atas usul para petinggi bangsa dan ulma pada saat itu seperti Raden Gatot Mangkoepradja, Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansyur, Buya Hamka dan kawan – kawan maka disetujilah
pembentukan pasukan ini. Para pemuda sukarela yang masuk ke dalam akademi militer
pertama bangsa ini langsung disuguhi ilmu – ilmu peperangan modern dengan
segala peralatan dan persenjataan mesin yang ssudah cukup mumpuni pada waktu
itu. Namun melihat rakyat yang semakin sengsara akibat pendudukan jepang di
bumi pertiwi dengan sistem romusha-nya yang bahkan lebih keji dari pada bangsa
belanda dengan tanam paksanya, para prajurit PETA itu tersulut kobaran emosi.
Maka terjadilah pemberontakan dimana – mana dari segala macam organisasi
bentukan jepang yang dulunya bertujuan untuk membungkam rakyat indonesia
sendiri. Khususnya pemberontakan PETA di Blitar yang dipmpin oleh Supriadi.
Singkat cerita setelah Hiroshima dan Nagasaki di
luluh-lantakkan bom atom Amerika, tentara PETA dan para pemuda terus mengawal persiapan kemerdekaan hingga dikibarkannya sang saka Merah Putih
tanggal 17 Agustus 1945. Setelah itu, PETA pun dibubarkan demi menghapus jejak jepang di Indonesia dan dibentuklah BKR atau Badan Keamanan Rakyat yang menjaga kedaulatan negara yang masih muda ini dari
nafsu negara belanda yang ingin merebut kembali tanah jajahannya.
Itulah cerita singkat yang bisa aku sampaikan melalui
perspektifku dari relief yang terpahat pada monumen PETA ini. Ditengah monumen
terdapat Patung Panglima Besar Jendral Soedirman berdiri kokoh nan gagah.
Singkat saja kunjungan ku disini, sebenranya saat itu para tentara sedang ada
hajatan pernikahan salah seorang kerabatnya di aula. Kondisi monumen sendiri
masih sangat baik dan terawat. Yah memang karena tempat ini masih sering
dipergunakan para anggota TNI tentunya.
Ada kata – kata yang sangat bagus dituliskan pada monumen
ini :
"Kami datang berkumpul di Bogor tidak saling mengenal, kami berpisah sebagai kawan seperjuangan untuk membela Tanah Air"
Dalam perjalanan pulang, aku sempatkan diriku mapir ke Taman
Makam Pahlawan, Dreded, Bogor. Di depan monumennya aku berdoa, semoga arwah
mereka diterima disi-Nya sebagai pahlawan yang mati syahid demi kemerdekaan
bangsanya, terbebas dari penjajahan.
Sekian perjalanan ku hari ini.
30 Mei 2013
Bogor
test
ReplyDeletetest
ReplyDeleteterus kenapa dibangunnya di bogor?
ReplyDeletekarena tempat pelatihan dan pengumpulan tentara sukarelanya itu di bogor pertama kali. bangunan sekitarnya itu ya saksi bisunya. belum di tulis ya kak? hehe
ReplyDelete