Monday, July 1, 2013

Museum Traveling (Part 1: Museum PETA)


Lanjut ya?

Nah, pada hari ini juga, masih ada satu meseum lagi yang ingin aku kunjungi. Masih seputar museum yang bertema perjuangan bangsa, kali ini aku memacu motor ku menuju monumen dan museum PETA.

Destinasi ke-2: Museum dan Monumen Pembela Tanah Air (PETA). Jalan Jendral Soedirman no.35


PETA atau pembela tanah air adalah pasukan yang dibentuk di bawah imperum kekaisaran jepang. Atas usul para petinggi bangsa dan ulma pada saat itu seperti Raden Gatot MangkoepradjaSoekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansyur, Buya Hamka dan kawan – kawan maka disetujilah pembentukan pasukan ini. Para pemuda sukarela yang masuk ke dalam akademi militer pertama bangsa ini langsung disuguhi ilmu – ilmu peperangan modern dengan segala peralatan dan persenjataan mesin yang ssudah cukup mumpuni pada waktu itu. Namun melihat rakyat yang semakin sengsara akibat pendudukan jepang di bumi pertiwi dengan sistem romusha-nya yang bahkan lebih keji dari pada bangsa belanda dengan tanam paksanya, para prajurit PETA itu tersulut kobaran emosi. Maka terjadilah pemberontakan dimana – mana dari segala macam organisasi bentukan jepang yang dulunya bertujuan untuk membungkam rakyat indonesia sendiri. Khususnya pemberontakan PETA di Blitar yang dipmpin oleh Supriadi.

Singkat cerita setelah Hiroshima dan Nagasaki di luluh-lantakkan bom atom Amerika, tentara PETA dan para pemuda terus mengawal persiapan kemerdekaan hingga dikibarkannya sang saka Merah Putih tanggal 17 Agustus 1945. Setelah itu, PETA pun dibubarkan demi menghapus jejak jepang di Indonesia dan dibentuklah BKR atau Badan Keamanan Rakyat yang menjaga kedaulatan negara yang masih muda ini dari nafsu negara belanda yang ingin merebut kembali tanah jajahannya.

Itulah cerita singkat yang bisa aku sampaikan melalui perspektifku dari relief yang terpahat pada monumen PETA ini. Ditengah monumen terdapat Patung Panglima Besar Jendral Soedirman berdiri kokoh nan gagah. Singkat saja kunjungan ku disini, sebenranya saat itu para tentara sedang ada hajatan pernikahan salah seorang kerabatnya di aula. Kondisi monumen sendiri masih sangat baik dan terawat. Yah memang karena tempat ini masih sering dipergunakan para anggota TNI tentunya.

Ada kata – kata yang sangat bagus dituliskan pada monumen ini :


"Kami datang berkumpul di Bogor tidak saling mengenal, kami berpisah sebagai kawan seperjuangan untuk membela Tanah Air"

Dalam perjalanan pulang, aku sempatkan diriku mapir ke Taman Makam Pahlawan, Dreded, Bogor. Di depan monumennya aku berdoa, semoga arwah mereka diterima disi-Nya sebagai pahlawan yang mati syahid demi kemerdekaan bangsanya, terbebas dari penjajahan.

Sekian perjalanan ku hari ini.

30 Mei 2013

Bogor

4 comments:

  1. terus kenapa dibangunnya di bogor?

    ReplyDelete
  2. karena tempat pelatihan dan pengumpulan tentara sukarelanya itu di bogor pertama kali. bangunan sekitarnya itu ya saksi bisunya. belum di tulis ya kak? hehe

    ReplyDelete