Assalamualaikum..
Liburan kali ini memang berbeda dan harus berbeda dari
sebelumnya. Kalau tahun lalu aku pulang kerumah setelah UAS berakhir kali ini
tidak. Walaupun misi utamanya memang hanya berupa nilai terbaik di satu mata
kuliah mayor 3 SKS, tapi waktu yang diselipkan diantaranya begitu banyak dan
melimpah. Syukurlah ada kakak yang bisa memberikan rekomendasi. Tak pernah
terfikir sebelumnya bahwa kekosongan waktu ini bisa dimanfaatkan untuk
menjelajah kota kedua ku ini. Sedikit malas beranjak dari Dramaga sebenarnya kalau
mengingat panas dan macetnya kota bogor, belum lagi menatap STNK yang sudah
mati sejak 19 Juni lalu. Ah, masa bodo, dari pada bengong, maybe IT’S
TIME TO EXPLORE. :D
Destinasi pertama, Museum Perjuangan, Jalan Merdeka No. 56
Masuk ke dalam halaman museum rasanya aneh, museum ini
berada ditengah keramaian, tapi miris melihat kondisinya yang sepi. Aku masuk
sendirian, tidak ada satupun orang yang berkunjung. Hanya ada sorang bapak yang
mencabuti rumput liar di halamannya. Bahkan sang penjaga tidak ada. Baiklah,
untung bapak itu mau mengurusi registrasi ku. Rp. 3000 cukup untuk menikmati
aroma perang menuju kemerdekaan. Saat masuk, aku disambut dengan patung hijau setengah
badan Kapten TB.Muslihat. Beliau lahir di pandeglang 25 September 1925, gugur
pada tanggal 25 Desember 1945. Ada apa dengan tanggal 25 dalam hidupnya. Tak
disangka ternyata ada juga pahlawan besar yang lahir pada tanggal yang sama
dengan aku lahir. Hehehe (jadi pengen ziarah ke makamnya :D)
Kapten TB.Muslihat |
Museum ini diisi oleh berbagai maccam senjata perang yang
digunakan para pejuang kita dahulu. Mulai dari bambu runcing, molotov, senapan,
sampai senjata berat seperti gambar satu ini
Yap, ini adalah senjata anti pesawat tempur yang digunakan
para pejuang untuk menjatuhkan gempuran musuh dari angkasa. Ada pula mortar,
granade thrower, jenis – jenis granat, berbagai macam pistol yang tentu
kesemuanya masih menggunakan bahan dari besi yang tebal dan berat. Ada pula
senapan mesin automatic hasil dari melucuti persenjataan tentara Dai Nippon
yang lari terbirit – birit setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom atom Amerika.
Kesempatan itu tidak disia-siakan pejuang kita untuk memperkuat sistem
persenjataan. Persiapan kemerdekaan.
Beberapa Koleksi Senjata Berat dan Amunisinya |
Ada juga klipping surat kabar tempo dulu yang memuat tulisan Soekarno dan Hatta pada saat HUT RI ke 1. Beserta ucapan selamat dari berbagai negara lain seperti India, Mesir, dan Australia. Naik ke lantai dua, suasana lebih menyeramkan bro. Gua sendirian mameennn...
Ada banyak baju – baju bekas milik para pejuang kita yang
membuat ruangan ini terlihat lebih spooky, ada baju, sepatu, celana, baret, dan
lainnya. Tetapi yang lebih menarik adalah melihat peralatan seperti telepon
kuno, mesin ketik, dan mesin apa lagi yang satu ini aku lupa. Hehe.
Yah inilah perjalanan singkat ku di museum perjuangan. Di
akhir perjalanan aku bertemu dengan bapak sang penjaga museum. Ternyata beliau
berujar, “museum ini ga pernah sepi pengunjung kok, pasti ada saja setiap hari.”
Yah mudah – mudahan lebih banyak lagi orang yang mau berkunjung ke museum dan
mencoba peka akan sejarah perjuangan para pemuda dan seluruh rakyat di medan
perang maupun di meja perundingan. Kalau dulu mereka kalah dalam perjuangan,
coba berimajinasi, ada di mana kau sekarang?
cek..cek.. --"
ReplyDelete*akhirnya*
ReplyDeletecie.. yg ke museum sendirian.
kk ngebayangin itu museum spooky habis.
untung isi nya bukan museum lubang buaya.
btw, kk lahir di pandeglang juga lho. :D
*tapi kk jadi berntaya2, knp komen yg waktu itu bisa ke-submit yak?
kemarin belum diubah tampilannya mungkin. inikan tamplan ga resmi dari luar, makanya rada ribet. hehe..
ReplyDelete