Assalamualaikum wr wb
Setelah lama sekali tidak menulis, aku kumpulkan
sedikt mood yang tercecer berantakan untuk menulis kembali. Sebenarnya bukan
tidak pernah menulis lagi sepanjang rentang waktu dari postingan terakhir.
Bahkan tergolong banyak ide yang keluar, aktivitas yang menarik, apalagi
beberapa agenda luarbiasa yang telah aku lakukan, namun belakangan aku sedikit
menyimpan cerita cerita indah itu untuk ku sendiri, dan yang mengalaminya
bersama ku. Biar saja, sedikit pelit kan boleh? Hehe..
Yup.. hari ini memang bukan pertama kalinya
menginjakkan kaki di Subang,
tetapi ini hari pertama dari hitungan hari perjuangan Praktik Lapangan.
Bersyukur,
adalah hal selalu harus dilakukan setiap orang mestinya, termasuk aku dalam
Praktik Lapangan ini. Tentu saja bersyukur adalah hal yang paling aku utamakan.
Sampainya aku disini semua adalah jalan-Nya, semua adalah karena bimbinganNya. Setelah
berusaha mencari-cari perusahaan yang bersedia menampung kami menimba ilmu,
berdoa juga tak luput dilakukan tiap waktunya. Sampai pada akhirnya terjawablah
semua kegelisahan itu. Bersujud, menengadahkan tangan, bibir dan hati yang tak
henti berterimakasih padaNya, bersyukur.
Allah
menjawab semuanya dengan lantang. Menakdirkan kami berada di sini. Yap..
bersyukur, tiada yang lain.
Nah,
ujian baru saja dimulai sob. Rumah, jauh lebih nyaman dari pada bogor, bogor jauh
lebih nyaman dari pada disini. Kemudahan yang kita dapat di sekitar kampus, tak
serta merta kita dapatkan di tanah perantauan ini. Jauh dari keramaian, sulitnya
akses transportasi, kemudahan mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari, itu
lah kenyataan yang harus disyukuri di tempat ini, bersabar jawabannya.
Bersabar
pada hal yang tak mudah kita terima tentu harus diawali dari bersyukurnya kita
berada di tempat ini.
Yah…
kalau dibandingkan dengan teman-teman yang lebih berada di tempat yang
terpencil, bahkan untuk akses komunikasi juga sulit, tempat ini masih jauh
lebih nyaman tentunya.
Tapi
apalah arti sebuah kenyamanan, tanpa ada rasa syukur dan sabar yang
menyertainya. Karena kenyamanan bukan hanya soal senang atau tidak senang, suka
atau tidak suka, tetapi bersyukur atau tidakkah kita disini? Bersabar atau
tidakkah kita disini? Dibalik segala kelebihan dan kekurangannya.
Umar bin Khatab r.a.
berkata : “andaikata sabar dan syukur itu adalah dua kuda tungangan, maka aku
tak peduli mana saja diantara keduanya yang aku tungangi.”
Sabar dan
syukur adalah suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Begitulah adanya. Tak ada
yang perlu dipersoalkan lagi sebenarnya. So, be it.. I'll fight for this. I'll take care of it. InsyaAllah..
salam dari Subang. :)
Desa wantilan, Kecamatan Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat
-6.501453, 107.604643
No comments:
Post a Comment