Monday, March 31, 2014

Tolok ukur yang mana?

Nilai adalah tolok ukur intelegensi (?)
Jumlah harta kekayaan adalah tolok ukur kebahagiaan(?)
Penampilan fisik adalah tolok ukur kesehatan, kemapanan(?)
Cara dan gaya bicara adalah tolok ukur kecerdasan(?)
Baju yang bagus, penampilan yang rapih, adalah tolok ukur attitude(?)
Umur adalah tolok ukur kedewasaan dan pengalaman(?)

Huh.. sempit sekali jika di zaman sekarang ini masih ada orang yang berfikiran seperti itu.

Seorang teman pernah berkata pada ku, terkadang suatu keberhasilan yang kita anggap adalah sesuatu yang hebat, namun ternyata bagi orang lain itu biasa saja, dan begitu pula sebaliknya. Prestasi-prestasi yang dianggap orang tak berarti, tak ada apapanya, biasa saja, namun apabila kita yang memperolehnya dengan susah payah dan bangga akan keberhasilan itu,  pun bisa dikatakan sebuah prestasi bukan?

Seringkali prestasi hanya dikaitkan pada beberapa hal yang telah terbukti sulit untuk didapatkan. Misal: jadi juara nasional olimpiade, IPK 4.00, lomba-lomba internasional dan sebagainya yang sejenis. Bagaimana dengan prestasi pribadi, bukankan prestasi itu kita sendiri yang menentukan? Misal: berhasil bangun untuk sholat malam tiap hari, berhasil menjaga komitmen, dan lain sebaginya yang bisa kita anggap sebagai prestasi pribadi, berhasil berkompetisi dengan diri sendiri. Apakah prestasi itu selalu berkaitan dengan berhasilnya menaklukkan target? Kebanggaan besar? Pembuktian?

Prestasi? Tolok ukurnya apa?

Aku bertanya (lagi)

Semakin banyak tanda tanya dalam tulisanku. -_-

No comments:

Post a Comment