Assalamualaikum,
cukup telat
sepertinya untuk merasakan bahwa aku sudah berada di bagian waktu yang lain,
yang dalam pembilangan manusia yaitu peristiwa tahun baru. Rampungnya 365 hari durasi
peredaran bumi terhadap matahari. Waktu pun sebenarnya tak perduli mau diberi
nama apa, tapi karena manusia membutuhkan partisi dalam mengingat, menjalankan,
maupun merencanakan setiap kegiatan-kegiatannya, maka waktu pun dinamai sedemikian rupa. Nah, kata seluruh
manusia, aku sudah berada di dalam partisi ke 2014 sejak penanggalan matahari
ini digunakan. So what?
Waktu pun
berjalan terus, tanpa sedikitpun berhenti untuk menghela nafasnya. Menyelesaikan
suatu amanah, mengemban amanah baru, menyelesaikan suatu pekerjaan, datanglah
pekerjaan baru, menyelesaikan 365 hari, datanglah 365 hari berikutnya. sampai nanti waktu dibebastugaskan oleh Yang Maha Kuasa.
Satu tahun berlalu, tahun berikutnya menjelang. Orang-orang
biasanya menuliskan resolusinya di awal tahun, atau paling tidak memikirkan mau apa atau mau
mencapai apa di partisi satu tahunan ini. Sah-sah saja, semua orang berhak
untuk bermimpi, yap, semua orang boleh memasang target.
Kenapa aku tidak?
Sulit sekali
menceritakan kenapa aku enggan memikirkan targetan-targetan amisius yang
biasanya tertulis dan dipajang didinding kamar, atau dibawa didalam dompet. Kenapa
ya? Apa aku takut gagal?
Tidak. Aku hanya tidak suka cara-cara ambisius seperti itu. Ambisius biasanya aku kaitkan
dengan interpretasi negatif dalam suatu proses pengejaran target. KBBI: ambisi:
keinginan
(hasrat, nafsu) yg besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (spt
pangkat, kedudukan) atau melakukan sesuatu. Interpretasinya kearah negatif, mencapai suatu keinginan (nafsu) dengan
usaha keras (bisa jadi menghalalkan segala cara). Otak pun diprogram seperti
mesin untuk mencapai targetan-targetan tersebut, tidak perduli bagaimana
keadaan disekitarnya, atau dampak yang bisa menyertainya. Memang benar kata pepatah setiap ada kemauan maka disitu ada jalan. Kemauan = iktikad (tekad). KBBI tekad: kemauan (kehendak) yg pasti; kebulatan hati; iktikad
nah. that's the difference.
Aku hanya
membutuhkan tekad di hati, menyambar setiap kesempatan yang ada dengan
pertimbangan matang setiap dampak yang ditimbulkannya. Wah, pergi kemana jiwa mudamu
nak? Entahlah mungkin itu zat paling volatil yang ada di jiwa atau jasadku.
Cita-cita? Ada tentu
saja. Siapa yang tidak mau hidup bahagia dengan harta kekayaan yang melimpah, mudah
beramal, dan mati, kemudian nyaman masuk surga? Semua orang mau. Apakah dibutuhkan
ambisi untuk mencapainya?
Aku rasa hanya butuh
tekad dalam setiap kesempatan.
Semoga setiap
kebaikan yang kita harapkan di tahun ini dapat terwujud. Apabila belum? Maybe next
time pals. :D hehe
No comments:
Post a Comment