Nama belakang ku adalah Pratama. Bukan sebuah marga,
hanyalah sebuah pertanda bahwa aku adalah seorang anak sulung dari 3
bersaudara. The Three Brothers, itulah nama persatuan yang kadang aku katakan kepada kedua
adik laki – laki ku ketika kami berkumpul dan bercerita tentang banyak hal.
Tapi, dari mana judul ini bisa diangkat sedangkan aku tidak punya seorang kakak?
Mimpi di siang bolong mungkin bisa punya kakak. Adanya juga
aku sebagai anak sulung selalu menjadi panutan adik – adikku di rumah. Segala
kegiatan yang mereka lakukan di sekolah maupun di rumah tak lepas dari berkaca
pada kegiatan ku. Syukurlah mereka selalu memandang setiap sisi baik yang bisa
aku tonjolkan di rumah. Hasrat mereka untuk bisa melampaui capaianku harus ku
acungi jempol dan harus terus aku dukung.
Dibalik itu semua, sebenarnya aku ingin sekali bisa memiliki
seorang panutan.
Luar biasa memang,
Allah mempertemukan kita, cerita kita bertukar, pikiran
tersinkronisasi, canda dan tawa pecah ketika bertemu...
Jelas aku tak bisa menahan kekagumanku pada mu kak.
Karaktermu kuat. Analisismu tajam. Pikiranmu kritis. Extraordinary woman.
Tetapi sifat ke-kakak-an mu terlalu kental dan tak bisa ku nafikan bahwa kau
hanyalah seorang yang asing dan tiba – tiba masuk ke dalam hidupku. Memberi
suntikan energi.
Tingginya hanya sekitar satu setengah meter kotor, dibalut
dengan jilbab panjang anggunnya kemanapun pergi, dengan rok dan tampilan gaun seorang muslimah sejati, kau terlihat begitu lemah kak, apalagi badan mu yang
kurus itu, membawa ransel berat berisi laptop kesayangan dan buku – buku entah untuk kuliah atau bacaan saja. Tapi tak kusangka, ternyata dia kuat,
jalannya begitu cepat dan bersemangat seperti serdadu yang siap mati di garis
depan. Tawa, canda, instruksi, perkataan, celotehan, nasihat , selalu keluar
dengan intonasi yang jelas dan terlihat bahwa kau itu orang yang sangat cerdas.
Berwawasan luas.
Bagaimana tidak kagum, SMP saja kau mungkin sudah menamatkan belasan judul buku, mungkin lebih. sedangkan aku? entah apa yang membuatku bisa tunduk pada rutinitas. pikiranmu kak, yang anti-mainstream itu lebih dari out of the box. That's remarkable and a little bit bothering me. bagaimana kau bisa seyakin itu dengan jalan pikiran mu?
Tak usah banyak berkata – kata lagi sepertinya, yang terpenting rasa hormatku pada mu ini, kekaguman ku, dan segala cerita yang kusampaikan
padamu, membuatku merasakan, ohh.. sperti ini sensasi memiliki sosok seorang kakak. Seperti ini punya
figur yang bisa dijadikan panutan, lecutan, untuk bisa lebih baik.
Kakak ku, makasih banyak.
pipiku mengembung.
ReplyDeleteayo, ditunggu apakah dirimu bisa mengalahkan wawasan ku? :D